UBD menerapkan MOCO sebagai Perpustakaan Digital
[dropcap]M[/dropcap]embaca adalah salah satu kegiatan yang paling digemari untuk dilakukan saat waktu yang dimiliki masih terasa senggang. Namun memilih untuk bersantai atau pergi berjalan-jalan disaat ada waktu senggang kita cenderung melakukannya, pertanyaannya adalah kapan waktunya membaca?
Semakin berkembangnya era digital semakin mengubah perilaku membaca masyarakat. Kini masyarakat telah beralih kegiatannya dari media konvensional ke media digital. Majalah, koran, dan jurnal tidak lagi hanya dapat dibaca melalui media cetak saja. Begitu juga dengan kegiatan film dan musik yang semata-mata tidak lagi diakses melalui tv dan radio. Di era ini semuanya dapat diakses melalui perangkat digital dalam satu genggam. Hal itu yang juga terjadi dengan dunia buku cetak dan penerbitan di Indonesia. Platform buku digital sudah menjadi trend yang terus berkembang di tengah masyarakat.
Perubahan budaya membaca ini memberikan insipirasi kepada Aksaramaya untuk memberikan cara baru dalam membaca buku kapan saja dan dimana saja melalui aplikasi bernama aplikasi MOCO (mo cho). Moco merupakan aplikasi social reading pertama di Indonesia yang merupakan karya anak bangsa yang menggabungkan kegiatan membaca secara digital dengan menambahkan fitur social media di dalamnya.
Kata MOCO sendiri diambil dari bahasa jawa yang berarti baca. Sesuai dengan namanya, aplikasi MOCO dibuat untuk menjadikan kegiatan membaca buku menjadi mukdah, praktis, dan menyenangkan. Membaca buku tidak lagi dinikmati sendirian, karena sebagai aplikasi sosial reading yang menggabungkan aktivitas membaca (eBook) dengan fitur-fitur sosial media seperti chatting, following followers, comment, share, dan sebagainya. Semua aktivitas yang ada di MOCO ini book based. Artinya, user bisa follow user lainnya berdasarkan buku.
Contoh: dari sebuah buku yang dibaca di MOCO, kita bisa melihat user lain yang membaca buku tersebut dan bisa berinteraksi dengan sesama pembaca buku tersebut. Tidak hanya dengan sesama user, kita bahkan juga bisa berinteraksi dengan penulis buku tersebut.
Aplikasi MOCO dapat diperoleh dan diinstall melalui Google Playstore untuk pengguna Android dan Apple Store untuk pengguna IOS. Aplikasi ini juga dapat digunakan melalui notebook dan PC (Personal Computer) dengan mengunduh melalui websitenya moco yaitu di http://moco.co.id. Setelah melakukan kegiatan login dan melengkapi profil pribadi di MOCO, aplikasi ini dapat diakses dengan mudah karena user dapat mengakses MOCO secara online dan offline.
Sulasmo Sudharno, Chief Executive Officer salah satu pendiri Aksaramaya mengungkapkan bahwa dengan kehadiran MOCO menjadi gerakan budaya baru dalam membaca karena buku dapat diakses kapan saja dan darimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Selain mudah dengan menerapkan teknologi digital, kini membaca buku tidak lagi terasa mahal. Moco memberikan beberapa pilihan cara untuk mendapatkan buku yang bisa dilakukan yaitu dengan membeli, menyewa atau meminjam. Pembaca bisa meminjam buku dengan cara menjadi anggota di salah satu ePustaka yang ada di aplikasi Moco.
ePustaka sendiri merupakan fitur unggulan yang sangat powerpul berupa digital library yang bisa dimiliki oleh siapapun mulai dari sekolah atau campus, instansi pemerintah, perusahaan hingga komunitas. Penerbit pun juga bisa memiliki ePustaka di Moco yang bertujuan untuk empowering community through content.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki MOCO, sehingga UBD saat ini menerapkan aplikasi ini. Dosen-dosen UBD telah memberikan modul pembelajarannya sehingga mahasiswa dapat langsung mengunduh modul melalui moco.
Tag:digital, membaca, moco, perpustakaan, sosial reading